Love and Friendship 2

Banzai! Dibilang juga aku ga punya penyakit! Pikir Sunghee.

“So…aku ga punya penyakit nih oppa….makan yuk!”

“Bayar masing-masing.”

“Ogah! Traktir donk! Kan aku dah check up!”

“Iya iya. Es krim kan?”
“Ya sudahlah…”

“Ok! Let’s go to the garden!”

“To the park kali. Garden mah kebun.”

“Iya maksud oppa begonoh. Tadi lidah kepelitek.”

“Halah, mana ada alasan kayak gitu? stress.”

“Ada lah.”

Akhirnya mereka pergi ke taman. Mereka pun membeli es krim. Mereka berjalan-jalan sambil memakan es krim di taman. Tanpa sengaja Sunghee melihat seorang anak kecil yang sedang menangis. Sunghee langsung menghampirinya.

“Huwaaangg…kakak dimana??”

“Kamu kenapa adik kecil?”

“Kakakku hilang….tadi aku kesini baleng kakak…”

“Siapa kakakmu?”
“Kim Jonghyun namanya..”

“Eh? Aku kenal dia! Aku telpon ya.”

Anak kecil itu mengangguk. Dia masih terisak. Eunhyuk membelikannya es krim. Sunghee langsung menelepon Jonghyun.

Di telepon:

Jonghyun: yobosaeyo?

Sunghee: hei, kamu ada dimana? Adikmu nyariin.

Jonghyun: oh iya, aku kesana.

Sunghee: memangnya kamu tahu dimana kita??

Jonghyun: ya jelas tau lah. Kamu ada di depan aku sekarang.

Sunghee menoleh. Jonghyun berdiri di belakangnya sambil terkekeh. Suaranya terdengar dari telepon Sunghee. Mereka belum mematikan telepon. Sunghee pun mematikan teleponnya duluan.

“Dasar kau ini! Tau dah dibelakang sih ga usah nelepon2 segala! Pulsa nih…”

“Hahaha…kenapa? pulsa habis? Aku beliin.”

“Gomawo…Jonghyun baik deh.” Jonghyun tertawa. Dia memegang pundak adiknya.

“Hmm…sepertinya aku ada urusan. Aku pergi dulu ya, Sunghee. Minta antar Jonghyun untuk pulang saja. Ok?”

“Huh? Kemana oppa? Ya sudahlah…”
“Mian ya. annyeonghaseo…”

Eunhyuk pun pergi. Tinggal mereka bertiga.

“So…mau kemana kita sekarang?”

“Entahlah.” Jawab Sunghee. Dia sedang bermain-main dengan adik Jonghyun. Mereka akhirnya duduk di bangku taman.  Sunghee sibuk dengan adiknya Jonghyun. Jonghyun hanya tersenyum. tiba-tiba seorang cowok datang menghampiri mereka. Bersama seorang cewek di sebelahnya.

“Sunghee ah, ketemu di sini rupanya. Hai Jonghyun.” Sapa Yongjoon ramah. Jonghyun tersenyum. sama sepertiku. Aku melirik cewek yang ada di sebelah Yongjoon.

“Yongjoon, kalau punya pacar bilang-bilang kek.”

“Siapa?”
“Itu, cewek cantik di sebelahmu.” Ucapanku membuat cewek itu tertawa lembut.

“Dia kakakku.”
“What?”

“Ya, aku bukan pacarnya kok. Tenang saja.” Cewek yang ternyata adalah kakaknya Yongjoon itu akhirnya berbicara.

“Maksudnya tenang saja?”

“Masa kau tidak mengerti?”

“Eng….hah? onnie! Ga gitu kok. Iihh…” Cewek itu tertawa. Yongjoon dan Jonghyun hanya terbengong-bengong melihatnya. Sementara Sunghee dan Hyeori, kakak Yongjoon tertawa melihat mereka bengong. Adik Jonghyun, Jonghoon ikut bengong melihat kakaknya bengong.

“Sudahlah kalian ga usah bingung gitu.” Hyeori tersenyum. Sunghee juga begitu.

“Memangnya kalian ngomongin apa sih??” Tanya Yongjoon. Hyeori dan Sunghee hanya tersenyum.

“Ada deehhh…” sahut mereka kompak. Jonghyun tersenyum.

“Ngomong-ngomong…kalian bertiga kayak keluarga bahagia saja. Jonghyun ayahnya, Sunghee ibunya, dan adik kecil ini anaknya. Ya kan, Yongjoon?” celetuk Hyeori. Yongjoon memerhatikan “keluarga bahagia” itu. Dia kemudian mengagguk-ngagguk. Menyetujui ucapan kakaknya.

“Apa maksudnya hah??” tanya Sunghee. Kakak beradik itu hanya senyum-senyum.

“Sunghee ah, aku harus pulang. Jonghoon harus les nanti sore. See u!”

“Dahh…”

Jonghyun pun pergi. Sunghee menatap Jonghyun sampai menghilang di tikungan jalan.

“EHEM! Kok ga bilang gini sih: “bye bye hon, nanti malam ketemu lagi. Jaga Jonghoon baik-baik. Aku akan memasak makan malam yang enak.””

Sunghee menatap Yongjoon kesal.

“Kamu bisa bilang kayak gitu. jangan-jangan kamu berpengalaman.”

“Sialan.” Mereka pun tertawa.

Tiba-tiba Sunghee terdiam.

“Kenapa?” tanya kakak-beradik itu bersamaan.

“Oppa tadi kan ada urusan…bilang aku pulangnya dianter Jonghyun. N Jonghyun tadi pulang…berarti aku pulang sama siapa dong??” mereka berdua langsung tertawa melihat tampang Sunghee yang polos-polos o’on.

“Haha…udah udah…dianter sama aku aja!” tawar Yongjoon.

“Gomawo!!”

Ponsel Hyeori berdering. Dia mengangkatnya. Lalu dia tersenyum senang. Dia melihat ke seberang jalan. Kayaknya sih pacarnya tuh.

“Eh, aku dah dijemput Onew tuh. Kalian berdua aja ya! annyeong!” Hyeori pun pergi. Tinggal kami berdua.

“Onew? Rasanya aku kenal…” Sunghee bergumam sendiri.

“Masa kau tidak tahu? Onew itu kan penyanyi. Dia terkenal lho. Kasian banget kamu ga tau.” Jelas Yongjoon.

“Huh? Chinca? Terus, kok dia biasa ada sama kakak kamu?”

“Lha orang mereka pacaran.”

“Jadi?? Jadi kakakmu pacaran sama artis??”
“So?”

Sunghee hanya bengong. Yongjoon jadi tertawa melihatnya.

“Sudahlah, ga usah pasang tampang o’on gitu. aku tau kamu udah o’on.”

“Sialan.” Sunghee memukul lengan Yongjoon. Kali ini agak keras.

“Aduh! Biasa aja deh!” Sunghee mendengus kesal mendengar protesan Yongjoon. Yongjoon memegangi lengannya yang tadi dipukul Sunghee.

“Aku mau pulang!”

“Aku mau jalan-jalan!”

“Anterin aku pulang dulu!”

“Ogah. Kamu tadi udah mukul aku.”

“Atulah..kalau gitu aku pulang sama siapa??”

“Pulang aja sendiri.”

“Yongjoon…”

Yongjoon membuang muka dan bersiap masuk ke dalam mobilnya. Sunghee jadi panik.

“Lee Yongjoon yang baik hati, rajin menabung, dan tidak sombong…anterin aku pulang…please…” Sunghee memasang tampang memelas.

“Aku antarkan kamu pulang setelah kamu mengantarku jalan-jalan.”

“Emangnya mau kemana sih??”

“Ikut aja dulu.” Sunghee memutar bola matanya. Dia mendengus kesal.

“Ok Ok!!” Sunghee pun masuk ke mobil Yongjoon dengan terpaksa.

————————————-

Sunghee dan Yongjoon ternyata pergi ke sebuah mall. Yongjoon mengajak Sunghee nonton. Dengan terpaksa, Sunghee menurut. Tiba-tiba mereka bertemu dengan Raerim.

“Raerim-sshi!” Sunghee menyapa Raerim dengan ceria. Tapi Raerim hanya diam. dia malah menatap Sunghee dengan tatapan dingin. Sunghee jadi serba salah.

“Kamu kenapa, Raerim?”

“Apaan sih?? Kamu siapa hah?? Bawel banget!” Sunghee terkejut. Yongjoon yang baru datang setelah membeli tiket pun terkejut melihat sikap Raerim.

“Mian kalau aku punya salah…” Sunghee tersenyum. dia lalu menoleh ke Yongjoon.

“Yongjoon-sshi, kayaknya aku mau pulang aja deh. Ga enak badan. Takut-takut dipaksa nonton malah sakit. Bioskop kan dingin. Kamu sama Raerim saja ya. mianhae…”

“Terus kamu pulang sama siapa?”

“Aku bisa pulang sama Kyuhyun. Yah…meski resikonya harus menunggunya di game centre. Hahaha…sudah ya, mian.” Sunghee langsung pergi meninggalkan Yongjoon dan Raerim. Yongjoon terlihat kecewa. Raerim langsung deg-degan.

“Ya sudahlah. Tiket sudah dibeli. Ayo kita nonton, Raerim!”

“Eh i-iya…”

Mereka pun menonton. Selama film diputar mereka hanya diam. canggung. Akhirnya Yongjoon membuka percakapan.

“Kamu….sikapmu tadi kenapa? kamu ga suka sama Sunghee? Dia kan baik.”

“Entahlah. Aku lagi bad mood aja.”

“Hmm..gitu yah.” Raerim mengangguk pelan. Dia terpaksa berbohong. Mana mungkin dia bilang kalau alasannya karena Yongjoon.

Mereka pun melanjutkan menonton dalam diam.

Sementara itu, Sunghee sedang kebingungan di pinggir jalan.

“Hahh..hahh…dari sini musti naik bus ya? aduhhh…aku ga inget naik transportasi yang mana aja! Biasa naik mobil sendiri sih…gini deh jadinya…huuhhh…”

“Kamu tersesat?” suara cowok. Sunghee menoleh. Seorang cowok tampan sedang berdiri di belakangnya. Dia memakai kacamata berframe putih. Tapi kacamata itu malah menambah cakep wajahnya yang sudah keren. Dia membawa beberapa buku di tangannya.

“Eng…mungkin…hehehe…aku ga inget seluk-beluk daerah sini. aku jarang ke sini soalnya.” DEG. Dia tersenyum kecil.

“Ohh…rumahmu di daerah mana?”

“Di daerah XXXX.”

“Kalau ke daerah situ, dari sini naik bus 1 kali. Lalu lanjut ke jurusan berikutnya. Agak jauh sih. Kamu kenapa bisa ada di sini? sendirian?”

“Ah..eng…tadi aku bareng kakakku. Aku habis dari rumah sakit. Pas pulang aku bertemu temanku. Kakakku pun pergi dan menyuruh temanku mengantarku pulang. Tiba-tiba aku bertemu sahabatku. Temanku pun pulang mengantar adiknya les. Aku dan sahabatku pergi nonton tadi. Lalu aku melihat teman cewekku yang suka sama sahabatku. Aku sengaja meninggalkan mereka biar mereka dekat dan akhirnya jadian deh.”

“Huh? Dasar kau ini. Niatnya berbuat baik malah susah sendiri.”

“Hahahaha…habisnya…aku ingin mereka dekat.”

“Itu bagus. Tapi lain kali kalau bertindak pikir dulu apa dampaknya. Buat mereka dan buat kamu. Ngerti?”

“Iya..”

“Ya sudah, ayo kuantar kau pulang. Daripada nanti kau tersasar lagi.”

“Gomawoyo! By the way, namamu siapa?”

“Aku Kim Jongwoon. Tapi panggil saja aku Yesung.”

“Baiklah Yesung. Aku Sunghee. Kau masih sekolah? kelas berapa?”

“Tidak. Aku kuliah.”

“Chinca?? Kalau begitu aku harus memanggilmu oppa.”

“Haha…santai saja.” Mereka tertawa.

Mereka pun mengobrol sepanjang perjalanan. Sunghee merasa nyaman berada di dekatnya. Mereka pun sampai. Yesung oppa ikut turun bersama Sunghee. Alasannya dia ingin tahu rumah Sunghee. Siapa tahu kalau Sunghee harus pulang sendiri Yesung oppa bisa mengantar Sunghee.

“Eng…Yesung oppa..”

“Hm?”

“Aku bisa minta nomor hp-mu?”

“Untuk?”

“Siapa tau aku kesasar lagi, dan kalau aku kesasar lagi, aku bakal nelepon Yesung oppa. Minta dikasih tau bus jurusan apa aja yang benar.”

“Hahahaha..jadi maksudmu aku penunjuk arahmu?”

“Kurang lebih begitu.”

“Baiklah, ini.” Mereka pun bertukar nomor telepon. Tak terasa sudah sampai di depan rumah Sunghee. Yesung pun pamit.

Di dalam rumah..

“Annyeonghaseo…Lho? Oppa kok di sini sih?” Sunghee bingung melihat Eunhyuk yang sedang santai-santai di ruang tamu.

“Memang kenapa? ini kan rumah kita.”

“Bukannya tadi ada urusan?”

“Oh ngga. Oppa bohong. Tadi oppa sengaja pergi duluan. Biar kamu bisa berduaan ma Jonghyun. Hehehehehe…gimana? Tadi kok ga diantar Jonghyun sih?”

“Kok gitu sih?? Iihhh…siapa lagi yang suka sama Jonghyun?”

“Jadi sukanya sama siapa? Sama Yongjoon??”

“Ani..ani..aniyo!”

“So, cerita donk kenapa bisa ga pulang bareng ma Jonghyun. Tadi siapa cowok itu? ceritain semuanya.”

Sunghee pun menceritakan semuanya.

“Ternyata rencanaku ga sepenuhnya gagal. Aku berhasil membuat kamu jatuh cinta.”

“Puih. Aku cinta sama oppa? Iiuuhhh…”

“Maksud aku nih, aku berhasil membuat kamu jatuh cinta pada cowok bernama Yesung.”

“Baru juga ketemu! Masa dah jatuh cinta lagi??”

“Bisa aja. Kan ‘love at first sight’.”

“Terserah lah.”

“Oh iya, saya restui hubungan kamu n Yesung.”

“Oppa!” Sunghee langsung memukul Eunhyuk dengan bantal kursi ruang tamu. Eunhyuk tertawa mendapat serangan mendadak dari adiknya.

———————————-

Raerim menghempaskan tubuhnya ke tempat tidurnya yang empuk. Dia terlihat kesal. Selama berdua dengan Yongjoon tadi, yang Yongjoon pikirkan hanya Sunghee. Yang dia bicaraan hanya Sunghee. Padahal yang ada di sebelahnya sekarang adalah Raerim! Bukan Sunghee! Pikir Raerim kesal. Dia memukul-mukul bantal stroberi di dekatnya.

Apa sih yang menarik dari Sunghee? Cantik, okelah. Terus apalagi? Baik? Bisa juga sih. Pinter? Ga tau tah. Apa istimewanya dia?? Cih, menyebalkan.

Tapi kenapa dia meninggalkan aku dan Yongjoon tadi? Mau nyomblangin? Masa sih? Ga ngefek juga. Raerim terus bergumam sendiri di dalam hati. Dia langsung berdiri dan mengambil i-pod yang ada di atas meja. Dia mendengarkan lagu favoritnya dari i-pod tersebut. Supaya ga terlalu kesal. Siapa tau suara merdu dari penyanyi favoritnya bisa menghilangkan sedikit kekesalannya.

Perlahan-lahan Raerim mulai tertidur. Dia masih mendengarkan lagu favoritnya. Beberapa saat kemudian, dia pun akhirnya tertidur.

————————————–

“YAH! LEE SUNGHEE! KELUAR KAU!” teriak Yongjoon di depan rumah Sunghee.

“Bisa baik-baik ga manggilnya? Ganggu aja! Ada apa sih?”

“Kamu itu selalu aja pergi waktu melihat Raerim. Jadi aku harus bersama cewek itu. kemarin aku sengaja mengajakmu nonton! Tapi kenapa kau malah pergi?!”

“Biasa aja deh. Ga usah teriak-teriak n nyolot! Mendingan ngobrolnya jangan di sini. tetanga terganggu.”

“Sudahlah jawab saja. Kenapa selalu pergi? Aku kemarin menelepon Kyuhyun dan dia tidak menjemputmu! Kau bohong! Aku jadi khawatir. Aku tau kau belum hapal daerah sana. Makanya aku khawatir. Kau kan sahabatku!”

“Hhh…sudah kubilang ngobrolnya jangan di sini. lihat tuh diliatin orang. Ke kamarku aja!”

Akhirnya Yongjoon menurut juga. Mereka pergi ke kamar Sunghee. Yongjoon sudah dianggap keluarga oleh keluarga Sunghee. Dari kecil Yongjoon sudah sering masuk ke kamar Sunghee. Begitupun sebaliknya.

Sunghee menutup pintu kamar. Dia berbalik dan menatap Yongjoon yang berdiri di hadapannya sekarang.

“Ada apa?”

“Kenapa kamu selalu pergi waktu ketemu Raerim?”

Sunghee menghela nafas.

“Jawab, Sunghee.”

“Baiklah…itu karena…aku hanya ingin kalian dekat.”

“Memangnya caranya harus begitu?”
“Ga juga. Tapi aku inginnya begitu.”

“Lagian kenapa aku harus dekat dengannya?”

“Karena aku tau….dia menyukaimu.”

“Lalu? Kalau aku sukanya sama kamu gimana?”

“A-apa?”

“Aku suka kamu. Bukan, tapi…saranghae…”

Sunghee menatap Yongjoon. Yongjoon terlihat serius.

“Kau jangan bercanda.”

“Siapa yang bercanda?”

“Kamu. Lee Yongjoon, lagi akting dirimu? Udahlah bercandaan kayak gini tuh garing.”

“Aku gak bercanda, Lee Sunghee. Aku serius.”

“Tapi cuma sebagai sahabat kan? Ga lebih?”

“Kurasa lebih dari sekedar sahabat.” Sunghee menunduk. Ternyata Yongjoon selama ini menyukainya lebih dari sekedar sahabat. Suasana hening. Mereka tidak tahu mau ngomong apa lagi. Setelah beberapa lama akhirnya Yongjoon membuka percakapan.

“Kemarin, kau pulang sendiri?”

“Yaa…hanya sampai halte bus. Setelah itu aku bersama Yesung oppa.”

“Siapa dia?”

“Temanku. Dia menunjukkan jalan ke rumahku. Orangnya asyik meski agak aneh. Cakep lagi.”

“Kau suka padanya?”

“Kurasa begitu.”

“Jadi kau tidak suka padaku?”

“Hanya sebagai sahabat. Makanya, kau harus dekat dengan Raerim. Dia baik sebenarnya. Mungkin kemarin dia lagi bad mood.”

“Baiklah…”

“Jadi kau mau dekat dengannya?”
“Ya”

“Chinca? Gomawoyo! Kuharap kalian bisa jadian.” Yongjoon tertawa sinis. Mereka terdiam lagi.

“Sunghee ah, Yongjoon-sshi! Kalian sedang apa hah? Makanan sudah siap! Ayo makan!” Eunhyuk memanggil mereka dari lantai bawah. Mereka pun turun ke bawah.

“Mian Hyung, aku harus pulang.”

“Eh kenapa buru-buru? Ini Ryeowook lho yang masak. Tadi dia dateng ke sini. masakan Ryeowook te-o-pe banget dah. Ayo coba!”

“Mian hyung, lain kali saja. Gomawo. Aku pulang dulu. Annyeonghaseo…”

“Annyeong…hei Sunghee, ada apa? dia terlihat lesu. Kamu juga begitu. Habis ngapain?”

“Gwaenchana.” Sunghee langsung pergi ke kamarnya lagi. Eunhyuk bengong di meja makan. Daripada menghabiskan makanan sebanyak itu sendirian, dia pun menelepon temannya.

“Sunghee! Berapa nomor telepon Yesung?”
“Buat apa?”

“Aku undang dia makan di sini.”

“Huh? Andwae!!”

“Kenapa? bagus kan? Sebutkan saja berapa nomornya! Eh, lho kok hpmu ada di sini? baguslah.” Sunghee langsung terbangun dari tempat tidurnya. Dia berlari ke bawah.

“Oppa! Jangan ganggu hpku!! Aku lupa membawanya ke atas tadi!”

“Oh iya hyung, alamatnya tahu kan? Iya iya…ok. Ok gomawo.” Eunhyuk menutup pembicaraan dengan Yesung.

“Dia bilang dia akan datang.” Sunghee melongo. Dia langsung mengecek hpnya. Benar saja, Eunhyuk benar-benar menelepon Yesung.

“Oh my god oppa…aku harus gimana coba nanti?? Aiishhh…”

“Kenapa? oh iya, kebetulan omma-appa bentar lagi datang. Mereka akan bertemu Yesung hyung.”

“Wae? Oppa!!”

“Kenapa? ga pa-pa donk. Bagus malah.”

“Apanya yang bagus?!” Eunhyuk tertawa melihat adiknya marah.

————————————-

Nae sarangi seoseohi jugeoganeun byeong… Jogeum apeujiman natgo shipeun ma-eumeun eopneungeol…

Lagu Love Disease terdengar. Ringtone SMS dari hp Raerim berbunyi. Raerim langsung membukanya. Dan dia terkejut. Dari Yongjoon! Dia langsung membacanya dengan antusias.

Yongjoon: “hai. Kau pasti tau siapa aku. Haha…lagi apa kamu?”

Raerim langsung membalasnya.

Raerim: “aku lagi diem. Bosan sekali di rumah. Km?”

Yongjoon: “aku juga bosan. Kalau begitu, enaknya ngapain ya? udah makan belum?”

Raerim: “entahlah. Aku belum makan.”

Yongjoon: “kalau begitu kita makan aja yuk. Aku jemput ke rumahmu ya. sebentar lagi lho.”

Raerim: “ok.”

Raerim langsung bahagia. Dia langsung berganti baju. Setelah rapi, dia menunggu Yongjoon datang. Beberapa saat kemudian Yongjoon pun datang dengan mobilnya. Raerim langsung masuk ke mobil Yongjoon. Di dalam mobil, Yongjoon menyambutnya ramah. Membuat hati Raerim berbunga-bunga. Yongjoon pun langsung memacu mobilnya ke sebuah restoran mewah. Mereka pun sampai. Yongjoon membukakan pintu untuk Raerim. Mereka lalu bergandengan tangan ke restoran itu.

Tiba-tiba seseorang menepuk pundak Yongjoon. Yongjoon menoleh. Dia terkejut.

To be continue

8 responses to this post.

  1. Posted by maiia on November 1, 2009 at 3:56 am

    komen apa ya??
    bingung habis rame bgt sih…
    bgus, lanjutkan…

    Balas

  2. Posted by indri on November 1, 2009 at 8:52 am

    terusin penasaran nih….

    Balas

  3. Posted by eun suh on November 1, 2009 at 9:01 am

    pengen ada…
    kayak nya rame kalo ada aku
    hohoho

    Balas

  4. Posted by indri on November 1, 2009 at 9:17 am

    numpang nama .. kasian amet.. hahahah

    Balas

Tinggalkan komentar